Sunday, March 31, 2013

Mbak Arie Nikah!!

Saya pertama kali bertemu Mbak Arie di kisaran tahun 2006. Kami sama-sama aktif di LDK (anak SMA mah bilangnya Rohis) dan lembaga mahasiswa (semacam BEM atau Senat lah...). Walaupun Mbak Arie lebih senior dan kami beda fakultas, akhirnya kami berkegiatan bareng di BEM UI. Menurut saya itu skenario Allah, beneran (eh, semua juga skenario Allah yak?). Soalnya gini lho... pada waktu itu anak psikologi yang aktif di Rohis dan LM fakultasnya jarang ada yang menginjakkan kaki di BEM sebelum menjelang masa senja (usia udah wajib lulus lah istilahnya). Entahlah siapa yang pertama kali bikin peraturan tak tertulis itu... Pokoknya di tahun 2006 resmilah saya masuk BEM UI di Biro PSDM tempat Mbak Arie menjadi ketua biro.
Kami berbagi banyak hal di sana, termasuk pertemanan yang semakin akrab dari waktu ke waktu, bahkan setelah kepengurusan BEM berakhir. Semakin lama tentu tak semua anggota biro bisa berkumpul. Sedikit dari yang tersisa dan masih getol ngumpul adalah saya, Mbak Arie, dan Syami (suami saya yang ngganteng itu loh...).

Buat saya dan suami, hubungan kami dengan Mbak Arie adalah satu hal yang cukup dalam. Mbak Arie bantu pernikahan kami, bantu cari kontrakan pertama kami, jadi tetangga kami, dan mengenalkan kami ke keluarganya. Bu Tar (Mamanya Mbak Arie) bahkan bisa dibilang sebagai “orangtua” kami selama di kontrakan.

Seiring berjalannya waktu, seiring jarangnya kami bertemu, interaksi kami mungkin tak lagi seperti dulu. Tapi buat saya, Mbak Arie bukan lagi sahabat, melainkan saudara. Hal-hal baik tentangnya selalu saya tunggu, terutama pernikahan. Bukan soal usia yang terus berjalan atau tuntutan sosial. Pernikahan adalah sunnah Baginda Rasul. Pernikahan seperti sebuah pintu ke dunia yang baru. Dan saat undangan itu datang, saya bahagia. Akhirnya...

Semoga pernikahan ini menjadi pintu barokah yang semakin besar ya Mbak. We love you (kali ini tulisan saya mewakili keluarga kecil kami: Dahlia, Syami, Ihya :)


Thursday, March 21, 2013

Kisah Si Gigi Bungsu - Part II


Bismillahirrahmanirrahiim...

Peringatan: tulisan ini panjang ya kawan, kalo lagi buru-buru mending di-bookmark aja dulu, hehe.

Alhamdulillah, malam ini saya punya waktu 40 menit buat berkeceng ria di dunia maya, salah satunya nge-blog, hehe. Kok 40 menit? Soalnya di resep bilangnya gitu sih... Sekarang saya sedang manggang brownies putih telur untuk tentengan suami ke kantor dan kado buat teman yang ultah di kantor. Modus sih sebenernya... Daripada putih telur numplek di kulkas nggak diapa-apain dan akhirnya kadaluarsa, mendingan diolah tuh... :)

Oke, saat ini saya lagi pingiiin banget cerita dan berbagi tentang beberapa hal, tapi... saya coba urutkan satu satu deh sesuai dengan kejadiannya *biar nggak lupa*. Dan cerita yang pertama adalah tentang kisah si gigi bungsu yang di posting sebelumnya sudah hampir menemui ajal *lebay*. Nah, eksekusinya mereka dikeluarkan minggu lalu, tepatnya hari Jumat 15 Maret 2013 kemarin.

Selain pingin cerita *emang story teller kalo kata Mbak Esta mah...*, saya juga pingin berbagi informasi mengenai kasus gigi bungsu atau impaksi ini. Penyebabnya kenapa sih? Konon sih dari hasil suami ber-googling, salah satu penyebabnya selain takdir adalah kebiasaan makan terlalu cepat dan tidak mengunyah makanan dengan baik. Saya percaya. Pertama, karena emang betul itu adalah salah satu kebiasaan buruk saya yang sulit dihilangkan *bawaan dari kecil*. Kedua, karena saya mikir... kalo satu, okelah... emang gue lagi sial aja kali... Lha kalo empat?? Makanya sekarang saya berusaha mendidik Ihya untuk makan dengan benar, salah satunya adalah mengunyah makanan dengan baik.

Di mana eksekusinya? RSCM (yang buat saya 2 jempol) dengan beberapa dokter yang entah siapa namanya... (semoga jadi pahala bagi para dokter tersebut yang sudah susah-susah kuliah dan akhirnya bisa meringankan penderitaan orang lain, Amin!). Selain itu, berhubung 4 gigi, pilihannya adalah bius total. Saya pilih ODC (One Day Care/Bedah Rawat Sehari). Pagi datang, siang pulang. Beberapa operasi ternyata memang lebih menguntungkan dengan ODC.

Biayanya? Dooh... Yang ini saya lupa nanya... Alhamdulillah segala tindakan yang saya dapat ditanggung oleh Askes. Selama proses, mungkin saya hanya keluar uang sebesar 500.000 rupiah. Termasuk ongkos taksi. Itupun bisa di-reimburse kantor *rejeki emang nggak cuma duit*. Tapi berhubung Jumat besok saya akan kontrol untuk cabut jahitan, saya akan sekalian cari info mengenai biayanya deh...

Prosesnya? Lumayan cepat dan saya hampir nggak tahu apa-apa. Ingatan terakhir saya cuma seorang dokter yang memegang tangan saya sambil tersenyum dan berkata: “Jangan takut ya, kan udah gede...”. Dooh... apa sih... eik nggak takut, cuma jengah pakai baju minimal kayak gini. Kemudian perawat menyuntikkan obat apalah namanya dengan ukuran berapa lah pokoknya. Tiba-tiba saya bangun dengan kepala pusing dan mulut yang nyeri. Tapi nggak gimana-gimana juga sih, karena masih ada efek obatnya. FYI, salah dua keuntungan (absurd nggak sih gue menggunakan kata “keuntungan”?!) bius total adalah selain kita nggak sadar saat mulut diotak-atik (kebayang nggak sih...dokternya ngomong: “duh, susah amat ya... coba ambil bor... tang... eh, kena...”), bengkak yang dialami pun nggak akan heboh-heboh amat walaupun yang dicabut banyak, karena obatnya dalam bentuk injeksi, jadi lebih cespleng. Tapi ya... saya ngaku deh, malam sebelumnya saya susah tidur dan tensinya melonjak aja gitu ke 130... *inhale...exhale...*

Oia, FYI lagi, tanggal 12 Maret ternyata saya menstruasi. Sebenarnya udah saya prediksi tanggal-tanggal segitu memang jadwalnya. Sempat tanya ke beberapa sumber yang terpercaya maupun tidak, saya berkesimpulan bahwa pas mens nggak boleh operasi, apalagi bius total. Dokter menyatakan aman. Tapi saya agak deg-degan juga sih... Karena pas ditanya ngakunya pas hari-H kemungkinan tinggal sedikit. Padahal kenyataannya masih lumayan banyak. Malamnya, saya sempat maju mundur. Nggak lucu dong, kenapa-kenapa karena cabut gigi. Sampe sempet nitip Abang ke Mega kalo saya kenapa napa. Selain itu, namanya ajal nggak bisa ditolak ya bok.... Tapi saya selalu berdoa supaya jangan sampai lah saya meninggal dalam keadaan tidak suci.
Akhirnya, supaya lebih yakin, saya tanya acuan terakhir: dr. Ian. Duh, sesuatu banget deh punya dokter anak yang bisa ditanya kapanpun.... Beliau juga bilang nggak ada masalah selama nggak ada kelainan pembekuan darah. Okay, lanjut!!

Pasca operasi? Hari-hari yang paling bikin angkat koper, sewa kamar hotel, dan tidur *tapi sadar gak punya duit* adalah sampai tanggal 18 Maret (kurleb 4 hari). Selasa saya udah bisa psikotes, hari ini udah makan nasi goreng sama ikan. Soal makanan tetep harus hati-hati ya... Walaupun harus sambil dilatih juga. Barusan saya habis mencocol luka dengan Albotyl (yang ternyata nggak boleh sama dokter!!) dan minum Pondstan. Oia, sampai 2 hari pasca operasi saya juga masih mimisan karena luka di hidung akibat pemasangan alat bantu pernapasan saat operasi. Selain itu, InsyaAllah segera sembuh seperti sediakala dan nggak ada efek samping berarti setelah operasi.

Informasi tambahan, buat teman-teman yang ingin menggunakan Askes atau ingin proses berbiaya terjangkau, datanglah ke RSCM. Maaf, mungkin saya akan bikin RSCM tambah penuh. Tapi beneran deh, selain antriannya yang panjang dan jam pelayanan yang singkat, menurut saya RSCM punya pelayanan yang sangat baik. Fasilitas lengkap dan memadai. Dokter yang (insya Allah) berkualitas *bangga almamater*. Nakes yang ramah *untuk ukuran pasien segitu banyak*. SOP yang lebih ketat. Hari Selasa lalu saya ditelepon oleh salah satu dokter yang menangani saya. Dia nanya kondisi saya, ada keluhan atau nggak, ya... seputar kondisi pasca operasi lah. Man! Gue aja operasi sesar yang bikin sakit berminggu-minggu nggak ada dokter yang nanyain tuh... Dokter giginya bahkan bisa ditanya via telepon.

Untuk Askesnya sendiri, mungkin ada 2 hal aja sih yang perlu diperhatikan... Setiap kita datang dan membutuhkan tindakan, jangan lupa ACC orang Askes di UPPJ ya... Selain itu, Askes juga ketat sama rujukan, jadi pastikan sudah dapat rujukan dari pelayanan kesehatan di tingkat sebelumnya.


Hmm... Mungkin itu aja ya... *panjang betul...* Semoga tulisan ini bermanfaat. Salam!!