Monday, December 30, 2013

Punya Anak Banyak?



Bismillahirrahmanirrahiim…

Hari ini adalah hari Senin tanggal 30 Desember 2013. Belum punya resolusi apapun untuk tahun 2014 yang tinggal sekoprol nyampe (tinggal sebentar lagi, maksudnya…). Resolusi itu buat saya pentiiing banget. Tiap tahun bikin dan tiap tahun nggak banyak yang tercapai, menurut saya masih jauh lebih baik dari nggak bikin perencanaan apa-apa tapi berasa banyak pencapaian.

Soal resolusi ntar aja lah ya… Saya harus semedi dulu untuk menetapkan hal-hal apa yang ingin saya raih di tahun 2013. Sekarang saya mau nulis tentang jumlah anak *jauh amat Mbak…*.

Saya baru punya satu anak laki-laki. Sudah diamini oleh Ibu dan Mertua saya bahwa anak saya itu kemampuan verbalnya agak di atas rata-rata (baca: ceriwis dan pinter ngeles), lincah (baca: suka lari ke sana-ke mari kayak gasing), dan tantangan-tantangan lain sesuai dengan tahap perkembangannya yang In Shaa Allah masih wajar. Saya paham, saya bukanlah Ibu yang lembut dan sabar yang tergambar dari omelan-omelan yang keluar kalau saya sedang menghadapi anak laki-laki ganteng tersebut. Tapi, entah mengapa keinginan saya untuk punya banyak anak rasanya nggak terbendung :)

Pertama, saya lahir di keluarga dengan dua anak. Dua: satu kakak, satu adik. Dulu sih kami berantem terus. Tapi sekarang, kerasa banget kedekatannya dan gimana kami bisa bersandar satu sama lain (langgeng, In Shaa Allah!!). Alhamdulillah, dapat suami yang 7 bersaudara. Jadi, sekarang saya punya 7 adik!! Mungkin nggak bisa disamakan kedekatan saya dengan adik kandung dan adik ipar, tapi Alhamdulillah hubungan saya dengan mereka amat baik dan rukun. Karena saya otomatis jadi kakak perempuan tertua di rumah, seringkali saya dicurhatin ini itu dan saya amat sangat senang bisa jadi tempat bercerita bagi mereka. Kalau masih kecil-kecil mungkin repotnya memang luar biasa, tapi saat sudah besar-besar, punya anak banyak itu kayaknya indah banget.

Kedua, punya anak banyak itu sunnah Nabi. Well... selain memperbanyak jumlah umat, saya melihat anak sebagai ladang amal (jariyah!). Mendidik mereka sama dengan ilmu yang bermanfaat. Doa anak-anak yang shalih, jangan ditanya indahnya… Namun, bagai dua sisi mata uang, kenikmatan itu mengalir kalau saya mendidik mereka dengan baik dan penuh kasih. Kalau sebaliknya, siap-siap dituntut di akhirat *syereeem*.

Ketiga, kayaknya dengan alasan 1 dan 2 saya udah nggak butuh alasan ketiga deh… Haha.
Tapi siapalah yang nggak tahu kalau membesarkan anak (satu sekalipun) pada jaman ini luar biasa berat? Eh, nggak jaman ini aja ding… jaman dulu juga, bentuk tantangannya saja yang berbeda. Bahkan Nabi Nuh dan Nabi Luth tidak dapat menggiring anaknya pada keimanan.
Orangtua (Ibu) yang bekerja, kurangnya ilmu orangtua dalam hal pendidikan anak dan keislaman, sistem pendidikan yang semrawut, biaya hidup yang amat tinggi, lingkungan yang tidak kondusif, acara hiburan di televisi yang acakadut, teknologi yang penggunaannya kebablasan, internet yang memungkinkan berselancar ke mana saja…

Duh, membayangkannya aja udah bikin gemeteran. Kalau dibahas satu-satu pasti bisa jadi satu buku sendiri nih :). Lalu, surutkah keinginan punya anak banyak? Agak… *hadoh, mental tempe… hihi*. Saya banyak berefleksi soal ini. Yang membuat saya masih pingin punya anak banyak sepertinya kepasrahan saja sama Allah. Biar rejeki Allah yang atur. Biar anak Allah yang jaga. Eh, maksud saya di sini bukan melahirkan terus lepas tangan. Tetapi bukankah kita banyak melihat, orangtua yang sekolahnya nggak tinggi, tetapi anak-anaknya tumbuh dengan baik dan santun. Orangtua yang uangnya pas-pasan, tetapi anaknya sukses semua. Orangtua yang kerjanya nggak tetap, tapi anak-anaknya sekolah semua.

Maksud saya di sini adalah perkara mendidik dan membesarkan anak tidak seperti matematika yang bisa diukur secara persis. Pegangan orangtua yang utama adalah Al Quran dan Sunnah, saya percaya itu dan nggak ragu. Bukan saya menafikan ilmu tentang parenting, nggak sama sekali. Tapi ilmu tentang parenting tersebut akan berjalan saat niat kita lurus dan ada keinginan yang besar untuk senantiasa beribadah padaNya dalam setiap hal yang kita lakukan.

Tulisan saya ini kalau boleh jujur adalah kebingungan saya dalam membaca buku Fauzil Adhim: Segenggam Iman Anak Kita. Duh, saya bingung dan nggak paham gimana cara mengaplikasikannya *apa IQ gue yang jongkok? Hehe*. Untuk saat ini, saya mendapatkan dua poin penting dari buku tersebut: jadikan anak sebagai ladang ibadah dan ajarkan anak untuk menjadi taqwa *berat meeen…*

Ah, tadinya saya mau nulis yang ringan-ringan aja tentang pingin punya banyak anak… kenapa jadi serius begini??! Apapunlah… yuk mari punya anak lagi :p