Saturday, November 29, 2014

Sulha Amanina Jasmine

Bismillahirrahmanirrahiim...

Fiuh... akhirnya... bisa juga nulis di mariii... Hehe. Cah Lanang lagi minta jatah main game di HP. Cah Wadon turu bareng Romo. Biyung? Nggak ada kerjaan dan nggak ngantuk... Akhirnya kumpulkan semangat buat menulis beberapa catatan tentang kelahiran anak kedua saya (dan suami lah ya...), Sulha Amanina Jasmine.

Cerita pertama ini saya mau kenalkan si shalihah nan cantik ini... (ya iyalah, di mana-mana Emak pasti bilang anaknya cakep, hehe).
Beberapa orang tanya, apa sih arti dari Sulha Amanina Jasmine? Kalau saya dan suami sih senang dengan nama yang memiliki arti berupa kalimat. Bukan arti sepotong-sepotong yang disatuin (dan agak dipaksain) sehingga menjadi satu arti. Etapiii... agak kualat sepertinya... haha.

Saya sukaaa banget sama nama Sulha. Nama itu saya umpet-umpetin biar nggak dipake orang. Haha. Kata sulha sendiri ada di Surat An Nisa, sulhu khair. Tapi karena untuk perempuan jadilah nama Sulha. Artinya sih damai atau kedamaian.

Kemudian begitu tahu kami akan memiliki anak perempuan, jadilah bayi yang ada di dalam kandungan selalu kami panggil dengan Sulha.
Suatu hari, Ibu Mertua saya bertanya sama Ihya, siapa sih nama adiknya? Dan Ihya menjawab: Jasmine Sulha. Ee? Dapat dari mana pulak ini nama Jasmine? Usut punya usut sih kayaknya dari adik ipar saya yang senang dengan tokoh Princess Jasmine di film Aladdin. Tapi sudahlah... kami anggap ini adalah pemberian dari Kakak ke Adiknya.

Tinggal cari satu kata lagi... Tadinya sih mau ada kata-kata Adel-nya, berhubung kemungkinan besar bayi Sulha akan lahir di Adelaide. Tapi berhubung anak perempuan yang lahir di sini banyak pakai nama Adel, kami carilah alternatif lain. Walaupun saya agak nggak rela sih... Hehe.

Seperti biasa, urusan nama adalah urusan suami saya... saya tinggal ACC aja suka atau nggak. Hehe. Begitu keluar kata Amanina, saya sukaaa... Artinya harapan dan rimanya cocok. Artinya? Ya pokoknya baik lah... Haha. H-beberapa hari insya Allah putri kami akan bernama Sulha Amanina Jasmine.

Alhamdulillah... tanggal 25 November 2014, pukul 22.30 lahirlah putri kami, Sulha Amanina Jasmine. Dengan persalinan normal (penting banget nih disebut, soalnya saya mau lanjut cerita tentang VBAC). Berat badan: 3060 gram, Panjang: 52 cm, Lingkar Kepala: 35 cm.

Assalamualaikum, dunia... Ramahlah padanya... Kalaupun tidak,tak apa... karena yang terpenting  kumohonkan pada Allah menjaganya dengan hidup abadi yang indah di syurga-Nya...










Pigeon Pair



Saturday, November 22, 2014

Aku (masih dalam proses) Bisa Tidur Sendiri

Bismillahirrahmanirrahiim...

Menyapih balita, dalam hal apapun, menurut saya adalah hal yang membutuhkan kematangan bukan hanya anak, tetapi juga orangtua. Biasanya sih Ibu. Contoh nih... waktu mau menyapih Abang dari nenen alias ASI, proses baru berjalan lancar saat saya mulai ikhlas untuk melepaskan bahwa Ihya sebentar lagi nggak akan sebegitu tergantungnya sama saya. Apalagi saat itu saya bekerja, ada rasa takut ikatan yang sudah terbentuk itu akan luntur...

Di usianya yang sekarang hampir 4 tahun, kami memutuskan sudah saatnya Ihya tidur sendiri, di kamar sendiri. Awalnya sih saya ingin proses ini dimulai lebih cepat, tapi apa boleh buat... dulu tempat tinggal kami hanya punya satu kamar. Ada beberapa alasan kenapa sekarang:

Pertama, menurut tulisan dari Bu Elly Risman anak usia 4 tahun sudah bisa pura-pura tidur. Itu artinya bisa saja anak melihat hal yang belum sepantasnya ia lihat tanpa kami sadari. Ya walaupun selama ini juga kami jaga... tapi kalo lagi sial gimana? Jangan pertaruhkan masa depan anak. Hehe.

Kedua, kami (apa saya ya?) berencana punya anak kedua dengan jarak 4 tahun. Kebetulan memang rezekinya sesuai dengan rencana ini. Saya nggak pingin Ihya merasa tersisih karena kami melatihnya tidur sendiri terlalu cepat dan dekat dengan kehadiran adiknya.

Ketiga, ya karena memang baru ada tempatnya sekarang... hehe.

Belum sempat cerita banyak tentang perkembangan Abang setelah kami pindah ke Adelaide. Tapi, memang kami banyak merasakan perkembangan yang positif. Salah satunya dalam hal kemandirian. Misalnya, Abang sudah bisa makan sendiri. Dari dulu juga sebenarnya sudah bisa, tapi karena disuapin terus jadi nggak terbiasa.
Atau ia sudah bisa bermain sendiri tanpa harus ditongkrongin terus sama Ibunya. Walaupun tetep lebih banyak nempelnya ya kakaaak... Hehe.

Intinya... kita coba sajalah... Alhamdulillah bisa dan ada perkembangan-perkembangan positif. Kenapa saya bilang perkembangan? Karena memang kami nggak mau memaksa Abang harus bisa saat itu juga. Jadi pasti bertahap... Waktunya sendiri sudah berjalan selama sekitar dua bulan. Berhubung proses Abang tidur sendiri ini berjalan dengan cukup baik dengan kami, saya ingin berbagi apa yang kami lakukan, mudah-mudahan bisa bermanfaat :)

Nggak ada yang suka dengan sesuatu yang mendadak, apalagi penuh paksaan. Jadi pertama dan terutama... kami komunikasikan dulu ke Ihya bahwa ia sudah cukup besar dan bisa tidur sendiri. Dan tidak ada paksaan sama sekali. Kapanpun Ihya bisa mulai kalau sudah siap, tapi tentu saja kami menawarkan reward jika ia mau mencoba ☺

Reward. Nggak ada salahnya memberikan "umpan" berupa reward positif. Dalam hal ini kami menjanjikan barang. Walaupun yang jadi reward mainan kesukaannya... tapi anak belum tentu mau lho... Ihya lumayan berpikir panjang sebelum memutuskan untuk mencoba.

Bertahap. Kami nggak langsung meninggalkan Ihya sendirian di kamar. Sampai saat ini saya masih menemaninya sampai tidur, baru kemudian saya tinggal ia sendiri. Awalnya Ihya selalu terbangun di tengah malam. Saya memang berjanji untuk menemaninya sampai ia tidur kembali. Tapi sudah sekitar 2 minggu Ihya sudah tidak pernah terbangun di tengah malam. Sekarang ia biasanya bangun di pagi hari dan"ngrusuhi" ayah ibunya yang masih di kasur. Hehe 😁😁

Ada masa naik turun... saat Ihya terlihat enggan untuk tidur sendiri, kadang juga terlihat sangat gelisah... saya memilih untuk membiarkannya tidur bersama kami. Biasanya hanya untuk semalam dan saya harus pandai-pandai membaca apakah ia sedang benar-benar kesepian atau hanya merajuk.

Oia... saya juga menghindar untuk mengaitkan pembelajaran ini dengan adiknya yang sebentar lagi akan lahir. Kami berusaha agar ia melihat proses ini adalah untuk dirinya sendiri, bukan karena kehadiran calon adik.

Umm... itu aja kayaknya. Sederhana kan? Yang penting sabar... hehe.

Semoga bermanfaat. Salam!!

Saturday, November 8, 2014

I Am His Universe

Bismillahirrahmanirrahiim...

Kadang saya mengeluh... kenapa sih Ihya itu nempeeel banget sama saya? Apa-apa maunya sama Ibu. Wajar ya, namanya juga Ibu... Bahkan semestinya saya bersyukur karena walaupun selama ini saya bekerja dari pagi sampai sore, tetapi Ihya tetap memiliki kedekatan yang tinggi dengan saya. Mungkin inilah "bonding" yang disebut tercipta dari menyusui. Apalagi saya menyusuinya dengan sangat keras kepala di bulan-bulan pertama Ihya (ya, ini adalah salah satu hal yang saya banggakan dalam hidup).

Tapi... ada kalanya saya sedang capek. Baik capek secara fisik maupun emosional. Kebayang kan menghadapi balita setiap hari? Mereka menyenangkan (Ihya itu suka ngelucu loh... Hehe) tetapi juga menantang. Karena menjawab pertanyaan demi pertanyaan balita itu nggak mudah dan bikin mikir. Saya juga termasuk yang berprinsip komunikasi adalah alternatif pertama. Sehingga kadang harus ambil nafas dalam-dalam saat berkomunikasi dengan Ihya.
Ada kalanya saya juga ingin suami mendapatkan bentuk kedekatan yang sama.
Ada kalanya saya... ya... lagi pingin santai aja. Hahaha.

Tapi pagi ini, saat saya bangun (kebetulan Ihya kemarin lagi suka merengek tanpa sebab yang saya mengerti) ... saya lihat wajahnya. Saya peluk dia dengan erat. *Duh, rasanya pasti enak banget ya dipeluk*.
Saya rasakan ia memeluk balik.
Perlahan matanya terbuka, dan melihat wajah saya yang pertama ia lihat, ia nampak sangat bahagia.
Ia membalas senyuman saya dengan senyuman semanis permen kapas.
Dan kemudian ia mencium pipi saya sambil berkata "Abang sayang Ibu..."

*tisu mana tisuuuuu?!!*
Saya hanya berpikir satu hal pada saat itu. Saat ini sampai waktu tertentu, saya adalah dunianya. I am his universe. Nggak berlebihan lah ya... Sabar dan pelan, suatu saat masa-masa ini akan berganti sesuai dengan tahap perkembangannya. Suatu saat keistimewaan saya tak akan lagi tampak dalam bentuk yang sama.

Jadi, nikmati saja.
Tapi teteup yah... nangis dan ngomel mah jamak. Haha.
I love you, My Boy... :)