Apakah Anda akan otomatis dihargai saat
Anda berusaha? Jelas tidak. Bahkan Anda tak perlu muluk-muluk minta dihargai
saat Anda berhasil. Yak, pada kenyataannya gue tidak setegar dan secuek itu.
Huaaaaa… Pingin nangis rasanya dibilang selama ini bagian tempat gue bekerja
nggak ada kerjaan, nggak ada hasilnya, dan baru sibuk setelah ada bos baru…
Kalo gue, okelah…emang underutilized
(masalah kenapa dan drama di balik ini, amat sangat ogah buat nyeritainnya…
Hehe). Tapi, Gusti Allah… kasihan banget temen-temen gue yang banting tulang
training hampir tiap hari. Tapi ya, emangnya kalo nggak jalan-jalan atau
kecapean secara fisik nggak dibilang kerja ya? *Hoy…tanggung jawab nih boys!!
Kalian cekikikan mulu sih di kantor, kaya gak ada masalah…Kikikik*. Gue cuma
bisa bilang, tiap orang memegang peranannya masing-masing. Tak elok rasanya
membandingkan dengan mata telanjang “siapa yang lebih capek”, betul?
Namun, akhirnya … *setelah hari menjadi
pagi dan banyak waktu menenangkan diri*, justru gue merasa apa yang sedang dan
akan gue kerjakan jadi sangat-sangat penting. Ke-PD-an, nggak ada salahnya lah…
Ini dalam rangka membangun semangat buat diri sendiri kok. Penilaian Kinerja.
KPI. PMS. PA. Atau apapun istilahnya… *saat tulisan ini gue edit, masih belum
jelas jadi pindah apa kagak…#lap keringet*.
Banyak hal-hal yang nggak semata-mata
diukur dari kuantitas, tapi juga kualitas. Training & Development hasilnya
nggak jelas? Umm… Bisa kok diperjelas. Bukan membangun 1000 candi dalam semalam
yang penting, tapi, kualitas candinya gimana? Terus, target awalnya seperti
apa? Barulah kasih penilaian. Yang jelas, *tolong lah…* jangan (pernah)
meremehkan fungsi dari orang atau bagian lain. Penyakit ini tuh berbahaya
sekali loh, menganggap diri sendiri paling jago sekaligus paling kesusahan.
Coba aja pembantu nggak masuk sehari, pasti kelabakan, hehe.
Fiuh…lumayan lega…setelah sedikit
"marah-marah" di sini. PR ke depan: yang jelas bukan membuktikan gue
berhasil/membuktikan gue punya pekerjaan yang banyak/bahkan berhasil
mengerjakan pekerjaan yang banyak tersebut, tapi membuat KPI dan target untuk
diri saya sendiri. Kemudian mengejarnya… Sampai tercapai.
Herannya, my Bunny juga lagi mengalami hal
yang sama. Hanya karena dia tidak meng-input surat (sebanyak) seperti yang
dilakukan mayoritas pegawai di bagiannya. Mak, tepok jidat lagi deh…
Ini adalah penghiburan dari Bunny: Kalau
lain kali ada orang yang bilang kaya’ gitu lagi ke kamu, bilang aja, atau
paling nggak membatin dalam hati “kerjaan sedot WC aja bangga”. Agak kasar sih,
tapi ini logika yang pas kok, hehe. Dan menghibur…*Eh, tahu kan ya maksudnya
kerja sedot WC tuh apa?*
(Sabtu/5 November 2011)