Ada
sebuah berita yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini, yang membuat kenangan
saya melanglang ke mana-mana... Lewat Facebook (FB) saya cari namanya. Membaca
linimasa yang jarang sekali muncul karena memang si gadis ini sudah tidak
pernah posting apa-apa.
Saya
kenal dia, di tahun 2009. Tidak lama setelah lulus saya bekerja sebagai guru di
sebuah sekolah dengan konsep yang unik dan tidak konvensional. Saya bertugas
untuk menjadi mentor di kelas paling tinggi yang siswanya setara dengan usia
2-3 SMA. Ada empat orang di kelas kami, salah satunya... dia.
Karena
cuma berempat, tentu saja lebih mudah bagi saya untuk mengenal dan menjadi
mentor bagi mereka. Namun, jangan tanya susahnya menyusun bahan ajar. Usia
beda-beda. Karakter beda-beda. Latar belakang keluarga beda-beda. Kalau di
sekolah konvensional guru nggak akan banyak ambil pusing dengan
perbedaan-perbedaan itu dan punya target bahan ajar.
Selain
mengajar, kami juga sering berbagi masalah pribadi. Karena saya tahu suka atau
tidak suka pasti berpengaruh terhadap kondisi mereka saat belajar. Sampai suatu
hari dia menghampiri saya, dia bilang ingin cerita. Inti ceritanya adalah: dia
menyukai sesama jenis (perempuan) dan sudah punya pacar. Deg!! Rasanya pingin
jedotin kepala ke tembok. Rasanya nggak pingin jadi guru, apalagi jadi psikolog
(cemen banget sih gue...). Itu reaksi pertama saya.
Kemudian
saya dengarkan ceritanya, yang ternyata menjelaskan bahwa hubunganmereka sudah
berlangsung cukup lama. Awalnya dia bertemu dengan pasangannya di sekolah. Kok
bisa? Padahal beda umur mereka cukup jauh... Ternyata pasangannya ini mengajar
taekwondo dan kemungkinan sudah menjadi lesbian pada saat itu.
Hubungan
mereka berlangsung terus. Dia kemudian mulai jarang muncul di sekolah dan
kemudian tidak masuk sama sekali. Kemudian ia melepas hijabnya dan pergi dari
rumah. Orangtuanya jelas melarang. Tidak ada kompromi soal orientasi seksual,
karena homoseksualitas dilarang dalam Islam dan batasnya sangat nyata.
Sementara dia sudah sedemikian terikatnya dan hubungan mereka bukan lagi
sekedar telpon-telponan atau jalan bareng dan makan di mall. Mereka sudah
terlibat aktif secara seksual.
Ibunya
sering menghubungi saya... berharap saya bisa memberikan solusi atau paling
tidak mendengarkan ceritanya. Terakhir, saya diminta menemui dia di panti anak
Cipayung. Dia hidup di jalan... hidup dari mengamen dengan pasangannya. Sampai
akhirnya ia terdampar di panti anak Cipayung. Akhir yang sama sekali tidak
indah.
Akhir-akhir
ini ada 2 komik yang diketahui mengandung pesan bahwa LGBT (Lesbian, Gay,
Biseksual, Transgender) adalah hal yang wajar dan normal. Masyarakatlah yang
seharusnya menerima hal tersebut. Bahwa selama ini hak-hak mereka telah banyak
dikebiri. Dan diri mereka telah disakiti.
Saya
menganggap mereka manusia, sama seperti saya. Tapi jika sampai mempengaruhi
seorang heteroseksual untuk menjadi seperti mereka... sungguh saya tidak
terima. Jika bicara keyakinan... jelas... saya menentangnya karena dilarang
dalam Islam. Sesederhana itu. Terbayangkah jika LGBT adalah sesuatu yang wajar?
Manusia tidak lagi bereproduksi dengan cara yang alami. Mungkin tetap bisa
dilakukan dengan bank sperma atau sukarelawan sel telur. Kemudian nasab tiap
orang menjadi kabur. Tidak ada lagi Ibu dan Ayah, melainkan Ibu Ibu atau Ayah
Ayah. Sementara dalam tahap perkembangannya anak membutuhkan peran Ibu dan
Ayah. Yah... mungkin mereka tidak peduli, seperti merekapun tak apa-apa...
Khusus
untuk dia... Dia kemudian meninggalkan ajaran agamanya... Meninggalkan
keluarganya... Tercabut dari kerabat yang sebenarnya baik-baik saja... Hidup di
jalanan dan kemudian masuk panti anak yang diisi oleh anak-anak bermasalah
(jangan bayangkan mereka ditangani satu-satu oleh psikolog ya...)... kehilangan
kesempatanya untuk mendapatkan pendidikan. Semua (katanya) atas nama cinta.
Padahal bukan cinta semata yang membentuk dan mempertahankan hubungan yang
sehat... di sana ada komitmen. Lalu adakah komitmen dalam cinta buta ini?
Entahlah... Apakah dia masih merasa bahagia dengan cintanya ini? Entahlah...
Dia
sayang... Di manapun kamu berada, Kakak mendoakanmu... Jangan kalahkan cintamu
pada Allah. Ia lah sesungguhnya Maha Pencinta yang menganugrahi kita dengan
rasa cinta.
No comments:
Post a Comment