Alkisah, sekonyong-konyong saya ikut tim Soc Med di kantor. Kerjaannya? Ngapdet
status. Hahaha. Terdengar sederhana dan asik ya? Tapi pada kenyataannya saya
belum ngerasa nyaman dengan kerjaan baru ini. Masih ngerasa: hadeh…nambahin
kerjaan aja sih, pagi-pagi dan malem-malem musti buka Soc Med gitu?? *selama ini sih kelewat melulu sesi pagi dan malemnya.
Hehe. Lha wong ngisi status FB sendiri aja males.
Saya kebagian di hari Selasa, tema yang sudah
ditentukan adalah karier dan pendidikan. Karena minggu lalu sudah ambil tema
pendidikan, maka minggu ini ambil tema karier. Gile, songong amat sih si karier
nggak jelas kaya gue ngomongin karier. Hehe. Ya udahlah, anggep aja
menyenangkan orang lain dengan tweets
yang menginspirasi. Ya kaaan?
Saya inget sebuah website konsultan SDM yang punya
fokus di tema pengembangan karier: Daily Meaning. Kebetulan ini adalah tempat
di mana temen saya kerja juga, jadi lumayan jadi top of mind saat mau cari sumber bahasan soal karier. Jujur, saya
suka banget sama website ini.
Pertama, nggak website konsultan
banget!! Yang bisa diartikan sebagai: klik ini, bayar; klik itu, bayar. Kedua,
ada blog yang isinya artikel-artikel yang menginspirasi. Ketiga, mereka juga
punya gerakan #blissipline. Tapi bagian nggak enaknya adalah, saya jadi mikir
semikir-mikirnya tentang karier saya, tujuan hidup saya, target, dan prioritas
saya. Untuk saat ini, saya memutuskan untuk jadi ibu bekerja. Titik. Dan
akhir-akhir ini, langkah saya sebagai ibu bekerja jadi jauh lebih ringan
setelah Abang dititip di mertua. Oke, terus? Untuk saat ini, boleh dibilang
saya merasa amat bersyukur dengan status saya sebagai karyawan di suatu
perusahaan. Tempat kerja deket, duit nambah, dan masalah ongkos dan uang makan
nggak jadi parasit yang menggerogoti tabungan walaupun gaji saya nggak gede.
Sebelum dipindah ke posisi yang baru, saya mendapatkan
job desc yang sebenernya amat
menantang dan amat saya suka. Tapi, saya mengalami kebuntuan komunikasi dengan
atasan. Entah kenapa, pekerjaan saya yang mustinya menantang itu terasa begitu
hambar karena saya banyak diposisikan sebagai admin. Keadaan berubah,
Alhamdulillah. Saya dimutasi. Dapet bos yang asik (Syami
sampai menyampaikan terimakasih ke bos saya yang baru ini karena telah membuat
hidup saya lebih bahagia – sebagai informasi, sebelumnya saya tertekan banget, sering
psikosomatis, seperti diare akut 4 kali dalam sebulan, dan sering menangis serta
mengeluh soal kerjaan sama Syami). Sekarang, saya hampir nggak pernah melihat iklan
lowongan kerja kecuali tempat kerja impian saya atau demi mengurangi inbox. Panggilan wawancara pun nggak
saya acuhkan.
Tapi, tindakan penyelamatan saya untuk keluar dari
departemen yang lama nggak dibarengi dengan job
desc yang jelas. Walhasil, musti pinter-pinter cari kerjaan dan masih agak
kerja serabutan.
Tadinya, saya pikir, punya gaji, punya bos yang asik,
dan tempat kerja yang deket rumah sudah cukup. Tapi, dalam keadaan serabutan
selama hampir 2 (sebenernya 5 lho…) bulan terakhir membuat saya sadar juga,
bahwa ternyata ada hal lain yang saya inginkan. Ternyata saya punya need of achievement yang tinggi. Yang
saya idam-idamkan. Yang membuat saya terganggu saat saya biasa-biasa aja. Di
damping itu, saya meninggalkan Ihya selama minimal 9 jam sehari. Layakkah untuk
jadi biasa? (baca artikel ini juga…).
Namun, lagi-lagi nih, sepertinya saya belum punya
target dan prioritas yang jelas yah? Tapi saya bertekad, kali ini NO G@L@U. Just sit, write, do. Alhamdulillah, udah
mulai sering nulis, siapa tahu bisa jadi penulis BENERAN. Hehe.
Oia, ini adalah tagline-nya #blissipline yang bikin saya semangat: if you can’t change it now, make it fun now.
Nice… :)
Sekarang aja papa udang nganggap Lia udah jadi penulis beneran koq :)
ReplyDelete