Wednesday, April 4, 2012

if you can’t change it now, make it fun now

Dua hari ini saya lagi kepikiran satu hal yang nggak bisa ilang-ilang dari kepala. Alhamdulillahnya pas banget setelah masa-masa perkembangan Ihya menuju tahap yang lebih tinggi beres dan saya pahami sepenuhnya. Jadi nggak dobel pikiran.

Alkisah, sekonyong-konyong saya ikut tim Soc Med di kantor. Kerjaannya? Ngapdet status. Hahaha. Terdengar sederhana dan asik ya? Tapi pada kenyataannya saya belum ngerasa nyaman dengan kerjaan baru ini. Masih ngerasa: hadeh…nambahin kerjaan aja sih, pagi-pagi dan malem-malem musti buka Soc Med gitu?? *selama ini sih kelewat melulu sesi pagi dan malemnya. Hehe. Lha wong ngisi status FB sendiri aja males.

Saya kebagian di hari Selasa, tema yang sudah ditentukan adalah karier dan pendidikan. Karena minggu lalu sudah ambil tema pendidikan, maka minggu ini ambil tema karier. Gile, songong amat sih si karier nggak jelas kaya gue ngomongin karier. Hehe. Ya udahlah, anggep aja menyenangkan orang lain dengan tweets yang menginspirasi. Ya kaaan?

Saya inget sebuah website konsultan SDM yang punya fokus di tema pengembangan karier: Daily Meaning. Kebetulan ini adalah tempat di mana temen saya kerja juga, jadi lumayan jadi top of mind saat mau cari sumber bahasan soal karier. Jujur, saya suka banget sama website ini. Pertama, nggak website konsultan banget!! Yang bisa diartikan sebagai: klik ini, bayar; klik itu, bayar. Kedua, ada blog yang isinya artikel-artikel yang menginspirasi. Ketiga, mereka juga punya gerakan #blissipline. Tapi bagian nggak enaknya adalah, saya jadi mikir semikir-mikirnya tentang karier saya, tujuan hidup saya, target, dan prioritas saya. Untuk saat ini, saya memutuskan untuk jadi ibu bekerja. Titik. Dan akhir-akhir ini, langkah saya sebagai ibu bekerja jadi jauh lebih ringan setelah Abang dititip di mertua. Oke, terus? Untuk saat ini, boleh dibilang saya merasa amat bersyukur dengan status saya sebagai karyawan di suatu perusahaan. Tempat kerja deket, duit nambah, dan masalah ongkos dan uang makan nggak jadi parasit yang menggerogoti tabungan walaupun gaji saya nggak gede.

Sebelum dipindah ke posisi yang baru, saya mendapatkan job desc yang sebenernya amat menantang dan amat saya suka. Tapi, saya mengalami kebuntuan komunikasi dengan atasan. Entah kenapa, pekerjaan saya yang mustinya menantang itu terasa begitu hambar karena saya banyak diposisikan sebagai admin. Keadaan berubah, Alhamdulillah. Saya dimutasi. Dapet bos yang asik (Syami sampai menyampaikan terimakasih ke bos saya yang baru ini karena telah membuat hidup saya lebih bahagia – sebagai informasi, sebelumnya saya tertekan banget, sering psikosomatis, seperti diare akut 4 kali dalam sebulan, dan sering menangis serta mengeluh soal kerjaan sama Syami). Sekarang, saya hampir nggak pernah melihat iklan lowongan kerja kecuali tempat kerja impian saya atau demi mengurangi inbox. Panggilan wawancara pun nggak saya acuhkan.

Tapi, tindakan penyelamatan saya untuk keluar dari departemen yang lama nggak dibarengi dengan job desc yang jelas. Walhasil, musti pinter-pinter cari kerjaan dan masih agak kerja serabutan.

Tadinya, saya pikir, punya gaji, punya bos yang asik, dan tempat kerja yang deket rumah sudah cukup. Tapi, dalam keadaan serabutan selama hampir 2 (sebenernya 5 lho…) bulan terakhir membuat saya sadar juga, bahwa ternyata ada hal lain yang saya inginkan. Ternyata saya punya need of achievement yang tinggi. Yang saya idam-idamkan. Yang membuat saya terganggu saat saya biasa-biasa aja. Di damping itu, saya meninggalkan Ihya selama minimal 9 jam sehari. Layakkah untuk jadi biasa? (baca artikel ini juga…).

Namun, lagi-lagi nih, sepertinya saya belum punya target dan prioritas yang jelas yah? Tapi saya bertekad, kali ini NO G@L@U. Just sit, write, do. Alhamdulillah, udah mulai sering nulis, siapa tahu bisa jadi penulis BENERAN. Hehe.
Oia, ini adalah tagline-nya #blissipline yang bikin saya semangat: if you can’t change it now, make it fun now. Nice:)

1 comment:

  1. Sekarang aja papa udang nganggap Lia udah jadi penulis beneran koq :)

    ReplyDelete