Wednesday, April 18, 2012

Ini Jilbabku, Mana Jilbabmu? :)

Since that now I have nothing to do, let’s write something :)

Saat ini, satu berkah yang mungkin sering lupa untuk saya syukuri adalah jilbab. Bukan hanya jilbab yang saya kenakan, tetapi juga jilbab yang dikenakan oleh 2 wanita yang saya cintai: Mamah dan Adek. Disadari atau nggak, jilbab ini lah yang melindungi saya dari berbagai hal. *Subhanallah ya... Allah tuh cinta banget sama perempuan!!*. Mulai dari panas yang menyengat dan bikin kulit item. Melindungi saya dari keterlambatan karena nggak musti nyisir rambut dan mengalami episode bad hair day. Melindungi saya dari mulut-mulut dan mata-mata yang jahil. Dan terutama melindungi saya dengan memberikan rasa takut dan malu untuk bertindak sembarangan.

Dari dulu saya punya satu semboyan tentang jilbab. Jilbab itu dipakai bukan karena SUDAH baik, tetapi untuk JADI baik.

Inilah yang menyemangati saya untuk pakai jilbab walaupun dulu diri nista-senista-nistanya. Hehehe. Umm, saya harus jujur... walaupun saya ngaji dari usia TK sampai tamat SD, walaupun saya pinter ngaji, walaupun saya suka ikut LOKETA (lomba keterampilan agama, tahu kan??), walaupun saya nggak tipe yang suka memakai baju kurang bahan, tapi saya jarang banget sholat. Nah, sholat aja jarang, gimana orang tua saya nggak kaget waktu saya bilang mau pakai jilbab??

Alhamdulillah sampai sekarang saya masih berjilbab. Tanpa menafikan segala hina dan cacat yang masih saya punya. Allah lah yang melindungi cacat dan aib saya. Alhamdulillah juga sekarang bisa dibilang buanyaaak buanget perempuan yang (bahkan ada waria yang) memakai jilbab. Contohnya di ruangan HRD tempat saya kerja: dari 10 perempuan, 5 mengenakan jilbab. 1 orang memang beragama kristiani. Kabar yang cukup menggembirakan kan? Waktu saya pertama kali memakai jilbab, jelas nggak sebanyak sekarang. Dan sebelum masa saya memakai jilbab, jumlahnya jelas lebih sedikit lagi.

Jilbab dan pakaian muslimah sekarang juga cantik-cantik dan indah-indah. Di satu sisi saya bersyukur, bahwa mungkin inilah yang mengundang banyak perempuan memutuskan untuk memakai jilbab. Paling nggak mereka bisa mencoret “tampil membosankan dan tidak menarik” dari daftar hal-hal yang dikhawatirkan saat mulai memakai jilbab.

Namun, sejatinya, ada dua hikmah utama Allah memerintahkan perempuan mengenakan jilbab: menunjukkan identitas sebagai muslimah dan melindungi diri. Maka jilbab yang kita kenakan tak bolehlah justru melenceng dari identitas kemuslimahan kita dan tidak justru membuat kita tak aman, ya kan? Misalnya dengan ber-tabarruj, longgar terhadap aurat (misalnya pake legging ketat-ketat kitu), tidak mengurai jilbabnya hingga ke dada, atau longgar dalam hubungan laki-laki dan perempuan. Susah sudah pasti... *tahu lah yang pernah muda...hehe*. Namun, saya yakin, dalam hal apapun bukanlah periode santai dan enak yang membawa kita ke jenjang kesuksesan, melainkan yang sesak dan berdarah-darah *episode masokis, hehe*.

Hhh... pada akhirnya cuma bisa toyor kepala sendiri atas kebobrokan diri yang masih banyak buanget. Sambil bersyukur atas sunnah menikah. Analoginya, satpam yang jaga berdua bisa lebih nggak ngantuk dan berani saat ngegrebek maling, hehe *analogi yang aneh...*. Oke, yang ini serius... Sesama muslimah, marilah kita saling menjaga dan mengingatkan. Plus mendoakan yang belum berjilbab agar segera berjilbab. Tentu saja dengan hati yang setulus mungkin, tanpa tendensi apa-apa, apalagi untuk pamer keshalihan diri *Astaghfirullah...*. Secanggih apapun jilbab di jaman kini, patokannya tetap tak pernah berubah dari 14 abad lalu, Al Quran dan Sunnah J

Note: Btw, tahukah Anda, tanggal 4 September adalah International Jilbab Day *wuow, baru tahu juga saya...*

No comments:

Post a Comment