Wednesday, May 2, 2012

Peniru Ulung



dr. Sears & Martha adalah salah dua orang yang ingin sekali saya temui, saya peluk, dan kemudian saya akan bilang: terimakasih banyak!!


Tinggal di Jakarta, dekat dengan Ortu dan Mertua ternyata belum cukup dijadikan bekal untuk mengurus anak. Banyak ilmu yang saya dapat dari mereka. Dari yang ilmiah sampai yang setengah ilmiah atau bahkan nggak ilmiah sama sekali. Kebanyakan sih saya ikuti, kecuali kalau ada yang benar-benar nggak masuk akal. Hehe. Dan itupun kayaknya nggak ada deh…

Terimakasih tak terhingga untuk Mamah yang menemani saya di awal-awal masa menjadi seorang Ibu. Apalagi Mamah orang yang amat sangat resik, jadi standarnya dalam perawatan bayi cukup tinggi. Nah, begitu pindah setelah masa cuti habis, doweng… “ini anak diapain ya??”. Hehe… Nggak separah itu sih… Tapi, menjadi ibu untuk pertama kali memang bikin kita jadi doyan belajar kan? Maka setelah buku Baby Book karangan dr. Sears dan istrinya Martha, saya mulai melahap buku itu.

Saya nggak bilang bahwa apa yang disampaikan di buku tersebut pasti benar. Nggak kok… Tapi sejauh ini nggak ada yang berbeda signifikan dengan informasi-informasi lain yang saya dapatkan. Dan kemudian, jadilah Baby Book sebagai “pengganti” Mamah… J

Sekarang, setelah Abang berusia 16 bulan, bahkan sebelumnya, saya yang masih “anak bawang” dalam mengurus anak ternyata sering juga ditanya oleh teman-teman yang lebih anak bawang lagi. Karena saya diberikan kesempatan lebih dulu menjadi ibu. Karena itulah, saya pingin membuat catatan-catatan kecil tentang Ihya. Hal-hal baik (dan kurang baik) yang kami lalui. Biar nggak lupa.

***
Catatan #1

Anak Anda Kalem, saat ANDA Kalem

Dooh… Yang namanya modelling bagi seorang batita itu sesuatu banget ya!! Kalau dipikir-pikir ya memang begitulah mereka (dan kita semua) belajar. Tapi saya ngak pernah nyangka anak akan tersambung dan mencontoh sebegitunya, bukan hanya perilaku, tetapi juga perasaan. Dan itulah yang saya temui semalam.

Seperti biasa ba’da maghrib saya dan Ihya pulang. Kali ini ditemani Abir. Berhubung jalanan lagi super macet, jarak tempuh yang lebih lama dari biasanya ternyata sukses membuat Ihya tidur. Amat nyenyak sampai ngegeletak gitu… Hehe. Eh, begitu diturunin dari motor, Ihya bangun. bukan cuma bangun, tapi seger buger.Yasud, kita mai dulu ya Nak…

Biasanya mandi akan membuat mood saya jauh lebih baik, tapi semalam saya nggak sempet mandi karena nggak ada yang nemenin Ihya. Badan pun lumayan capek. Saking capeknya, saya males buat mikir macem-macem, termasuk: “cepet tidur dong Bang…”.

Kami main, mulai dari baca buku, lalu kegiatan Ihya mengeksplorasi dompet, mengejar koin yang saya putar-putar, memindahkan barang belanjaan… Dari detik saat Ihya ternyata masih seger buger saya berusaha untuk atur pikiran untuk tenang. Dan malam itu, saya baru sadar bahwa Ihya amat kalem. Kadang ia minta perhatian, tapi itu biasa… Setelah puas main dan merasa ngantuk, Ihya kemudian merajuk, menarik badan saya ke kamar. Ia nggak guling-guling saat digantikan popok, dan bahkan hampir tertidur sendiri kalau nggak ngeh dengan saya yang masih ada di kamar.

Waw… malam yang indah. Terlepas dari ini kebetulan atau nggak, saya jadi makin semangat untuk jaga dan kontrol diri di depan anak. Mereka meniru kita, saat kita gusar maupun tenang.


No comments:

Post a Comment