Wednesday, May 2, 2012

Setelah Menamatkan Partikel,


Semalam saya beru menamatkan Partikel-nya Dee. Sebagai orang yang ngikutin itu buku dari jaman Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh, saya merasa antusias. Selain itu, saya nggak bakat jadi kritikus buku. Menurut saya, menulis buku aja udah sangat hebat, nggak perlu pake dikritik segala… Saat nggak suka sama suatu buku pun saya  berusaha menghabiskan buku dari awal sampai akhir sebagai bentuk penghargaan saya pada sang penulis.

Partikel cukup mampu membuat saya membaca buku terus-terusan. Walaupun harus berhenti saat saya di kantor atau saat mengurus Ihya. Walhasil suami lah yang (sepertinya) BT, karena waktu saya buat baca buku ya mayoritas saat saya sama dia. Hehe.
Balik lagi, saya nggak bakat jadi kritikus. Tapi ada saatnya ada bagian-bagian yang kurang “enak” dalam sebuah buku. Misalnya, buku Kang Abik menurut saya jalan ceritanya mudah ditebak dan tokohnya terlalu lurus dan sempurna. Atau bukunya Mbak Asma Nadia yang jalan ceritanya terlalu singkat, jadi nggak banyak konflik yang tereksplorasi. Termasuk Partikel yang sangat berbau new ages, meditasi, dsj. Setiap buku pasti punya ide yang ingin ia sampaikan dari karyanya. Namun, saya lebih cenderung mengelompokkan lagi menjadi 2: sekedar mengeksplorasi ide, atau punya misi dan menyampaikan pesan. Saya pikir Partikel (Dee) adalah yang kedua. Terlepas saya setuju atau nggak sama pesannya, saya suka J. Dan, semakin spiritual yah… Hehe.

Baca Partikel juga bikin saya makin sadar, sebenarnya sebagai seorang muslim, saya amat beruntung. Nggak perlu menyediakan perantara macem-macem untuk merasakan Dia, Sang Pencipta. Tapi, ya…itu juga nggak kalah susah. Pernah nggak sih, udah sholat malam di suasana sunyi, tapi tak tergerak hati untuk menangis dan merasa kecil di hadapanNya…. Selain itu, menjadi seorang muslim di negara mayoritas Islam macam Indonesia kadang membuat kita kurang militan, tak mencari sebenar-benarnya mencari. Tak merasakan perjuangan berarti untuk sampai kepada kesimpulan Laa Illaha Ilallah… Dooh, kok jadi melow yak… Nggak papa lah, ini melow yang positif.

Teruuus, menceng dikit, saat ini Bunda mertua saya sedang melaksanakan ibadah umroh… Mohon doanya supaya beliau sehat, aman, nyaman, tentrem, dan selamet sampai kembali sampai Jakarta. Dan mohon didoakan juga supaya bisa segera menyusul berangkat ke Baitullah… *TOSS dulu Bun!!*

Okey, penutup nih, Rasul bilang, Islam lahir alam keadaan asing. Itu bener. Dan akan kembali dalam keadaan asing. Yang ini kadang kita juga ngerasain kan yah? Mau tegas dengan makanan/minuman berfermentasi dibilang ekstrim. Jilbab panjang dibilang nggak gaul, dsb dsb. Selain itu, Rasulullah juga bilang, satu waktu, jumlah umat Islam banyak. Amat banyak. Tapi ia bagai buih di lautan yang banyak namun tak berarti. Doooh, takut jadinya… semoga kita tidak termasuk dalam mereka yang “tidak berarti”.

No comments:

Post a Comment